BELITUNG TIMUR - Pondok Pesantren Syamsul Arifin melaksanakan peringatan Hari Santri Nasional bertempat di Rumah pondokan 'Ponpes Syamsul Arifin', Desa Kurnia Jaya, Kec. Manggar, Kab Belitung Timur, ikut hadir Ketua DPRD Beltim Fezy Uktolseja, Kaban Kesbangpol Beltim Yusmawandi, Dan Ramil Manggar 0414, Kapolsek Manggar, Pdt Gereja GPIB Manggar, para Alim, Kades, Fatayat, tokoh masyarakat, para kepala sekolah, santri serta undangan lainnya, Sabtu (22/10/2022)
Peringatan Hari Santri Nasional ini yang diselenggarakan dengan lintas agama. Dengan pembacaan do'a bersama istighosah yang dipimpin langsung oleh pengasuh pondok Ustazd Samsul Aripin, Ph.D, kemudian pembacaan doa lintas agama oleh Pendeta GPIB Karunia Manggar Christian Talutu dengan hidmad dihapan hadirin.
Pengasuh Ponpes 'Syamsul Arifin', Samsul Aripin, Ph.D mengatakan Hari Santri Nasional dengan tema 'Membumikan Budaya Santri di Pulau Belitung' dengan harapan di Pulau Belitung terhusus Kabupaten Belitung Timur.
Baca juga:
Ilham Bintang: Ya Allah, Menteri Agama
|
" Santri itu memiliki figur yang menjadi panutan yaitu Kyai (dlm kalangan pesantren NU), ini diantara yg ingin saya ajarkan kepada masyarakat bahwa kita harus ada figur. Figur ini memiliki kompetensi sperti ilmunya para ulama, paham politik & memiliki kebijaksanaan" Ujar Ustadz Piping lulusan S3 luar Negeri.
Ditegaskannya masyarakat kita di pulau Belitung, khususnya Beltim ini tdk memiliki kecenderungan untuk memiliki figur karena tidak ada yg mengarahkan dengan benar. Tdk adanya sosialisasi pengajian kitab kuning, yang menjadi ciri khas santri. Kejadiannya saat ini, ya masyarakat kita di sini hanya memfigurkan ustadz karbitan/artis. Tjdak bisa membedakan mana yang 'abid (ahli ibadah) dan mana yang 'alim (ahli ilmu). Sehingga ya, jadi kacau pemahaman keagamaan dan politiknya. Dan pasti tdk akan menjadikannya orang yang bijaksana walaupun nampaknya bijaksana karena figurnya yg salah sehingga ilmu/pola pikirnya juga salah.
"Peringatan tahunan spt ini m'buktikan bhw fakta dan data sejarah ttg peran santri dlm merebut dan mempertahankan NKRI melalui bimbingan para Kyai, tak terbantahkan. Kewajiban kita saat ini seharusnya mendedikasikan diri dgn kualitas/kompetensi yg kita miliki utk Bangsa dan Negara, bukan semata-mata hanya utk pribadi, keluarga & kelompoknya sendiri" Ustadz.
Diceritakannya bahwa di saat Fatwa Resolusi Jihad NU oleh KH. Hasyim Asy'ari diserukan pada waktu itu, ternyata bukan hanya dari kalangan ulama dan umat Islam saja yg menyahut seruan itu akan tetapi juga saudara-saudara kita yang beretnis cina dan non muslim.
" Oleh karena itu, peringatan tahun ini di dalamnya ada acara 'doa lintas agama' dalam bingkai NKRI dan sebagai bentuk kepedulian kita bersama, khususnya untuk mengahadapi pemilu 2024 semoga keutuhan dan keselamatan bangsa dan negara kita tetap terjaga dalam naungan Allah SWT. " Ujar Ustadz penuh bijak.(HMF).